Memasuki bulan Februari, aku menyadari bahwa dalam jangka waktu sebulan terakhir pengeluaranku itu cukup banyak, melebihi bulan-bulan sebelumnya. Sebuah kesadaran yang tiba-tiba datang ini menyergapku, membuatku terjebak dalam pemikiran: bagaimana ini semua terjadi?
Dan sampailah aku pada kesimpulan bahwa selain memang kebutuhan dadakan yang cukup banyak, dipicu pula oleh jajan, jajan, jajan dan jajan yang tiada habisnya.
Iya, aku sadar diri kok, kesalahan memang berada di tanganku. Bahwa sesungguhnya aku yang harus introspeksi diri bahwa tidak sewajarnya aku untuk menghambur-hamburkan uang di saat seharusnya prihatin. Akhirnya kan terlihat kalau tabungan dan investasi bukannya bertambah, malah terus tergerus.
Dan aku paham bahwa aku harus belajar untuk merasa cukup. Sebab merasa cukup ini bukanlah hal yang bisa diraih dalam sekejap mata, melainkan sebuah proses panjang yang pastinya melelahkan.
Tentang merasa cukup dan diri sendiri yang harus mencobanya. Ya, semoga bisa.
Pasti bisa dan harus bisa.
New year, new me.
Begitulah slogan yang selalu diagung-agungkan oleh banyak orang. Namun di tahun yang baru ini, hal ini cukup menyita perhatian.
Tahun 2022 memang ada banyak hal terjadi. Tidak semuanya baik, tentu saja, meski ada pula yang menambah rasa bahagia.
Tapi satu hal yang pasti, di tahun yang baru ini, pembaharuan menjadi fokus utama. Sebab perempuan dan pembaharuan adalah satu paket yang tak pernah bisa terpisahkan.
Ya, perempuan dan pembaharuan.
Desember bukan hanya identik dengan 12.12 atau yang biasa dikenal sebagai Hari Belanja Online Nasional. Sebagai seorang perempuan, bulan ini juga terdapat peringatan hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember di setiap tahunnya.
Sebagai seorang perempuan, hari Ibu menjadi hari yang istimewa, sebab kita semua terlahir dari seorang Ibu, kan?
Selamat memperingati hari Ibu.
Setelah berbulan-bulan bekerja tanpa benar-benar merasa liburan, aku tahu bahwa aku mulai merasa goyah. Aku butuh jeda sejenak.
Dan di tengah-tengah jeda tersebut, aku kembali tahu apa yang kuinginkan. Salah satunya adalah semakin aktif di blog aninditaayu.com, misupinku.com, dan tiaratia.com. Aku juga akan menghidupkan blog Tentang Perempuan, serta membeli domain TLD kalakelabu.com untuk blog Kala Kelabu.
Selain itu, tentu saja kembali merencanakan sebuah perjalanan. Setelah hampir tiga tahun tidak pergi ke mana-mana, bikin rencana untuk ngebolang itu nggak berdosa, kan?
Sebab aku butuh untuk menjadi diriku sendiri, juga untuk menjaga kewarasanku. Ya maklum, udah terlalu lama gagal ngetrip. Aku bangga dengan diriku sendiri, karena bisa tidak egois dan mementingkan diri sendiri. Kamu hebat loh, Nin. X)
Aku juga membuat plan untuk beberapa hal ke depannya. Doakan semuanya bisa terwujud ya, aamiin! ^^
Buku dan Anindita adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Ya, aku bertumbuh besar bersama dengan buku-buku yang menemani sejak kecil. Maka tak heran bila hingga kini, aku masih sangat menikmati waktu untuk membaca di sela-sela kesibukan.
Meskipun tak bisa seperti dulu lagi, di mana aku bisa membaca kapan pun aku mau. Harap maklum sih, namanya juga kerja ya kan. Kerja kantoran plus tetap nulis sebagai bloger dan konten kreator ternyata menyita sebagian besar waktuku. Di sela-sela itulah aku baru bisa baca buku lagi.
Tapi nggak apa-apa, yang penting aku masih merasa bahwa buku adalah bagian besar dari hidupku. Dan hari ini, aku kembali diingatkan bahwa aku sudah sedikit melenceng.
Betapa tidak, kesibukan beberapa waktu belakangan membuatku sedikit menjauh dari buku. Oleh sebab itu, dengan adanya peringatan hari buku sedunia ini, aku akan kembali kepada buku-bukuku. Kembali menjadi Anindita yang dulu, yang tak bisa jauh dari buku.
Ah, tiba-tiba saja aku rindu menghidu buku-buku baru.
Baru beberapa waktu belakangan aku melakukan mute pesan whatsapp dari seorang teman. Betapa tidak, di saat aku sedang repot mengerjakan beberapa deadline sekaligus--I know that sometimes aku terlalu keras pada diriku sendiri--, dia dengan seenaknya bilang bahwa seharusnya aku tidak harus repot-repot bekerja.
"Udahlah, cari suami kaya aja. Buat apa sih kamu susah-susah kerja terus?"
Oh God, what should I do with that stereotype?
Sebagai seorang perempuan, aku sangat paham akan adanya stereotip mengenai kaum hawa. Bahwa perempuan itu tak sewajarnya terlalu direpotkan dengan pekerjaan. Bahwa perempuan itu tidak usah pusing-pusing sekolah setinggi-tingginya. Bahwa perempuan itu lebih tepat bila ditempatkan di rumah: dapur, sumur, kasur.
Tapi bagaimana dengan perempuan yang menyukai dirinya berdaya?
Seperti aku misalnya. Aku suka diriku yang berkarya dan berdaya. Aku bekerja di kantor, juga berprofesi sebagai bloger dan konten kreator di saat yang bersamaan. Aku suka traveling ke tempat-tempat baru, dan aku berniat untuk melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat pendidikan selanjutnya.
Aku suka melakukan berbagai kegiatan sebagai bentuk aktualisasi diriku. Bahwa aku ada, hidupku punya makna, dan aku pun berdaya.
Dan hari ini, di tanggal 8 Maret pada Hari Perempuan Sedunia, aku berharap stereotip negatif terhadap perempuan itu perlahan-lahan mulai terkikis.
Selamat merayakan Hari Perempuan Sedunia! ^^